Sudah lama sebenenarnya saya memiliki rasa ingin tahu,apa sih sebenanrnya arti dari ucapan “Terima kasih“yang sering dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari oleh dana Mbojo “Tanah Bima” (TB) selama ini. Menurut saya bahwa ucapan terima kasih ini bukanlah bahasa Bima,akan tetapi bahasa pemersatu atau bahasa universal yang berarti bahasa Indonesia.Tapi biasannya, ucapan terima kasih ini mereka mendapatkan sesuatu pembarian atau penghargaan terhadap orang lain. Ini sepengetahuan saya tentang ucapan tersebut.
Asal mula ditemukannya arti ucapan terima kasih dalam bahasa Bima
Pada hari sabtu 9 Juli 2011 kemari,saya sempat berkomunikasih dengan Pak Rano M.Tahir lewat via telophon. Pak Rano M.Tahir merupakan salah satu karyawan swasta yang berada di daerah Jakarta Barat (Jabar). Konon ternyata disitu Pak Rano M.Tahir memberikan sebuah pertanyaan terhadap saya,numun pertanyaan itu mengambil perhatian yang sangat bagus untuk diperbincangkan. Pertanyaan itu sesuai dengan apa yang saya ingin tahu selama bertahun-tahun. Pertanyaan itu berbunyi, Udin, Ausi nggahi Mbojo terima kasih ? yang artinya “ Apa bahasa Bima terima kasih” saya pun langsung bingung mendengar pertanyaan tersebut. Mau jawab, tapi tidak tahu,,,hehe.....hingga pada akhirnya Pak Rano Mtahir memberi tahukan jawaban. Ternyata artinya “
Ncewi mbeim adem” . saya pun langsung terdiam. Pembicaraan kamipun semakin seruh.
Setelah mendengar jawaban tadi,sayapun kembali bertanya kepada Pak Rano M.Tahir. Siapakah yang pertama kali mengartikan ucapan “Terima kasih” tersebut ?,mendengar pertanyaan itu Pak Rano M.Tahir pun menjelaskan semuanya. Dan inilah penjelasan dari Pak Rano M.Tahir : “ sebenarnya : yang pertama kali yang mengartikan ucapan terima kasih adalah Pak Ahmad Saiful yang berasal dari Kecamatan Wera. Saya mengenal Pak Ahmad Saiful, dulu kami bertemu di PT Pangan Lestari di Daerah Jakarta Utara Pada tahun 2001. Namun disisih lain Pak Ahmad Saiful mencertikan sedikit tentang perjalanannya dari Kecamatan Wera menuju ke Pulau Jawa sekitar 60 an yang lalu. Perjalan yang sangat jauh itu,ternyata Pak Ahmad Saiful menggunakan sebuah Perahu yang terbuat dari kayu cukup sederhana. Tujuan Pak Ahmad Saiful ke Pulau Jawa, hanya mencari Harta karung peninggaln Bung Karno. Saya pun sedikit tersenyum mendengar pembicaraan Pak Ahmad Saiful. Setelah selesai menceritakan riwayat perjalan tersebut Pak Ahmad Saiful sedikit menanyakan kepada saya bahasa apa saja yang kamu bisa kuasai Mas Rano ? Saya pun menjawab,,,,” Tidak terlalu banyak Pak Saiful,cuman satu !! he he ( dengan wajah yang penuh dengan kesenyuman). Lalu Pak Ahmad Saiful kembali bertanya. Bahasa apa itu ???????? dan kedua kalinya saya menjawab bahasa Mbojo / bahasa Bima (BM/BD) ....he he ...Wajah Pak Ahmad Saiful pun sedikit murung mendengar jawaban saya.
Konon, tidak lama kemudian Pak Ahmad Saiful memberikan sebuah pertanyaan seperti apa yang saya sampaikan ke saudarah Udin yaitu arti ucapan “Terima kasih” dalam bahasa Bima. Dan saya menjawab ya terima kasih. Pak Saiful kembali menegaskan bahwa jawaban yang saya sampaikan salah. Jawaban yang betul “
Ncewi mbeim adem”. Dengan melanjutkan pembicaraan yang cukup tegas. Pak Ahmad Saiful kembali berkata,memang ucapan seperti ini tidak pernah kita dengarkan didalam kehidupan orang Mbojo. Kalaupun ada hanya pribadi sendiri. Tidak lebih dari itu. Yang sering dibicarakan adalah ucapan “Terima kasih “.
Pada paragraf ke-2,3, sudah terilihat jelas arti ucapan “Terima kasih “ dalam bahasa Bima yang selama ini jarang dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Disini penulis mencoba dan mengembangkan bahasa tersebut. Sehingga dou Mbojo / orang Bima tidak melalaikan begitu saja. sebelum penulis melanjutkan pembahasan dibawahnya. Penulis mengahanturkan mohon maaf sedalam dalamnya jika ada kata yang kurang berkenang dihati Anda semua sebagai pembaca. Oke.
” Teori pembahasan ucapan terima kasih “Ncewi mbeim adem" dalam bahasa Bima
Dalam keterampilan berbicara.kita sering kali berkomunikasih dalam kehidupan sehari-hari biasanya oleh penggunaan bahasa tidak terlepas dari situasi bahasa. maksudnya disini menjelaskan bahwa perkataan yang kita ucapkan harus dapat menyampaikan gagasan yang kita ungkapkan,menurut Usman D.Ganggang yang dukutip didalam buku yang berjudul Pendidikan Bahasa Indonesia
Tarigan pada tahun (1992 : 551). Dalam pengetahuan kebahasaan kita sering mendengar istilah mendengar dan menyimak. Maksudnya disini oleh
Tarigan mendengar adalah merupakan proses kegitan menerima bunyi-bunyi yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebutulan saja. Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman,aperasiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasih, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasih yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran bahasa lisan. ( HG. Tarigan :28)
Kemudian Tarigan menjelsakan bahwa didalam memahami penggunaan bahasa tidak terlepas dari pemakaian kata seperti : Idiom, Pribahasa, atau Majas. Kata lain dari idiom biasa disebut ungkapan. Menurut
Harirmurti Kridalaksana (1980 ) yang dikutip
Tarigan, menjelaskan bahwa :
1. Idiom adalah konstruksi unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya kebersamaan lain.
2. Idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota badanya.
Berbicara kata ungkapan (idiom) dalam bahasa Indonesia juga yang berarti sebuah perasaan yang dituangkan entah lewat lisan secara langsung ataupun melalui tulisan yang memiliki makna yang berbeda.Entah itu marah,sedih,bahagia,benci,semuanya terikat dalam sebuah kata yang disebut UNGKAPAN. Sementara makna HATI (kalbu) memiliki arti yang luas karena hati sangat berkaitan erat dengan cinta.hati akan bahagia jika dipenuhi cinta kasih.tapi,banyak cinta tanpa hati seolah tiada guna karena “CINTA ITU TERTANAM DIHATI”
Dalam berbicara Ungkapan ( idiom ) diatas terdapat juga didalam bahasa Bima, dimana ungkapan yang sejalan dengan hal tersebut,biasannya orang Bima mengungkapkan dengan kata “
Ncewi mbeim adem “ yang berarti “
Terima kasih ”. Namun ungkapan itu menujukan suatu kepedulian dan kebersamaan. Ungkapan “
Ncewi mbeim adem” biasanya orang Bima, membicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contoh halnya seorang Ibu memberikan uang kepada anak kecil,dengan rasa senang hati anak itu mengucapkan kata “
Ncewi mbeim adem”.
Konon,ungkapan “
Ncewi mbeim adem “,ternyata di berbagai daerah lain memiliki masing-masing bahasa tersendiri yang sopan dan halus. Seperti di daerah LOMBOK “
Ncewi mbeim adem“ diartikan sebagai “ Matur tampiasih”,dan sedangkan Bahasa Jawa (JB) yang berarti “Matur suwun..”. Maupun didaerah lainya.
Kemudian,ungkapan “
Ncewi mbeim adem “, kalau kita mendengar,menyimak serta mencermati dengan baik,ungkapan hal semacam ini di Bima sangat akrab sekali dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari“ ntuwu de nuntu kai “.
Dengan demikian, uraian singkat diatas penulis bertujuan untuk memberikan pemahan dan arahan bagaimana kita berbicara bahasa Bima dengan baik dan benar.
- Mendefinisikan ucapan terima kasih “ Ncewi mbeim adem ”
Ucapan terima kasih “
Ncewi mbeim adem” dalam bahasa Bima,merupakah salah satu pola struktur bahasa yang sangat santun sehingga melahirkan rasa syukur atau membalas budi setelah menerima kebaikan. Dimana apresiasi bahasa “
Ncewi Mbeim Adem” sebagai tanda rasa syukur kita kepada yang maha kuasa yang menciptakan seluruh alam semesta yang telah memberikan rahmat,karunia dan kenikamatan kepada kita. Oleh karena itu berbicara “
Ncewi mbeim adem” mencerminkan rasa kepudulian kita terhadap sesama dan dapat mewujudkan suatu pandangan hidup yang mampu memberikan kontrubsi dalam berkomunikasih atau guna menggambarkan kita menjadi seseorang yang bisa bertanggung jawab terhadap orang lain. Ucapan terima kasih “
Ncewi mbei adem” dapat melahirkan suatu hubungan sosial. sehingga melahrikan kekuatan yang sangat bathin. Baik didalam keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar.
- Makna ungkapan dibalik ucapan terima kasih “Ncewi mbeim adem”
Dari hasil penelitian yang sangat sederhana,dimana makna dan arti dibalik ucapan terima kasih “Necwi mbeim adem” memiliki beberapa makna yang terkandung didalamnya. Adapun makna yang terkandung didalamnya itu :- Ungkapan “Ncewi mbeim adem” bermakna : saling mengingatkan. Ketika kita ditugaskan oleh atasan untuk bekerja diluar daerah.tidak terlepas orang yang selalu ada disamping kita selalu mengingatkan untuk berhati-hati dan sukses selalu. Dan kita selalu menanggapinya dengan menggunakan ungkapan “Ncewi mbeim adem” atas doannya”. Atau ketika kita sedang membawa motor. dan orang dekat kita selalu menyampaikan jangan terlalu terburu-buru membawa motor,pelan-pelan saja, nanti bisa tabrakan dijalan. Dan kitapun tidak terlepas mengucapkan Ncewi mbeim adem. Dalam nggahi Mbojo : “ Ncewi mebeim adem, io mada ma rai kanari-nari pa,ngungku rongga aka ra lao kai”. Yang berarti “Iya saya jalan pelan-pelan saja,supaya sampai tempat tujuan.
- Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : Bersabar. Dalam menjalanin sebuah kehidupan berumah tangga,kita selalu mendapatkan musibah. Atau ketika dalam menjalankan sebuah perusahaan mengalami bangkrut yang sangat besar. Namun,orang dekat kita tidak terlepas dengan ungkapan bersabarlah,setiap manusia ciptaan Allah pasti ada cobaannya. Dan insaAllah dibalik ini pasti ada hikmahnya. Dengan rasa syukur kita selalu menyampaikan “Ncewi mbeim adem”. Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,kana’e pa kelemboade mori dei dunia,wara to’’i pa ru’u ma taho ”. Yang berarti “ berbanyaklah bersabar hidup didunia, semoga ada hikmahnya.
- Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : hadiah atau pemberian. Seorang anak mengikuti pelombaan Mengarang nasional mendapatkan juara 1. Panitian memberikan sebuah penghargaan. Dengan rasa senang hati dia tidak lupa mengucapkan “Ncewi mbeim adem”.
Nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,tanao ka poda ade wali “. “Belajar yang lebih giat lagi”.
- Ungkapan “Ncewi Mbeim Adem”,bermakna : mohon maaf. Didalam suatu pekerjaan perusahaan diperintahkan oleh atasan kita membuat sebuah laporan,namun terjadi kesalaha pahaman pada bagian lampiran suratnya,dan sering kali mengucapkan permohonan maaf sedalam - dalamnya.kata orang bijak. Selain itu tidak terlepas pula mengucapkan “Ncewi mbeim adem”. Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,labo mboto – mboto kangampu ta , mada wara satoí ncara tunti dei sura. “ Terima kasih dan banyak maaf, saya ada sedikit kesalahan menulis didalam surat”.
- Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : malu dan takut. Misalnya dalam kehidupan sehari-sahari. Tetangga sebelah rumah sering memberikan kita sambako. Dan kita merasa malu dan takut. Namun, orang itupun memberinya penuh dengan keikhlasan hatinya dan berkata jangan sungkan sungkan terimalah,kita harus saling membantu dan menolong sesama. Dan kita tidak lupa mengucapkan “Ncewi mbeim adem” atas pembriannya semoga amal ibadah diterima disisih Allah SWT.. Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem, bongi la mbei ta dei mada.” Yang berarti “ terima kasih banyak atas beras/sambako yang dikasih kepada saya”.
Diatas telah digambarkan beberapa makna dari ucapan terima kasih “
Ncewi mbeim adem” yang memberikan suatu gambar bagaimana kita menghargai orang telah baik terhadap kita.
Berbicara makna ucapan terima kasih”
Ncewi mbeim adem” dalam bahasa Bima sangatlah bagus untuk perkembangan bahasa,.baik dalam Bahasa Melayu (BM),Bahasa Daerah (BD), dan Bahasa Indonesia (BI). jadi, untuk orang Bima mulai mengangkat berbagai kata untuk mewujudkan dan mengembangkan bahwa kita mampun menjadikan salah instruksionalitas dalam berbahasa. Dan ini tugas kita bersama untuk mengembangkannya. Ayooooooo sahabat,,,maju trusssssss dan kejarrrr lah cita-cita muuuuuuuuuuuuu......
PENULIS : Udin Sape Bima ,12 Juli 2011...Bertempat Jln. Majapahit 62 Kekalek Pelor Mas 2 No. 29