Rabu, 20 Juli 2011

Mahasiswa Wera mataram dalam cerita

diskusi kecil2lan

Dulu kami mahasiswa wera yang di kota mataram ini sukup banyak, hampir semua desa yang ada di kec. Wera terwakilkan pelajarnya yang datang menuntut ilmu di Mataram, bahkan sebelum kami datang pun pelajar mahasiswa wera sudah sangat familier di kota ini, bahka senior-senior kami sekarang ini masih banyak yang sudah menjadi warga kota Mataram, sudah memiliki keluarga dan bekerja tetap disini, yaa boleh dikatakan sudah menjadi warga tetap Kota Mataram.
Dulu kami banyak yang numpang hidup dengan keluarga/orang tua wera yang ada di Mataram, (yaa itung pengiritan lah), tapi ada juga yang ngekos, baik sendiri-sendiri atau pun ber sama-sama, yang sendiri ya yang mampu secara finansial tapi yang bersama-sama, keuangannya sangat terbatas, makan minum ya apa adanya lah,,, kadang makan pakai ikan,  sayur dengan tempe tahu, atau pake asam dengan garam, bahkan makan hanya satu kali dalam sehari pun sangat biasa kami lakukan, pergi ke campus dengan, cidomo bahkan jalan kaki pun oke, yang pokok menuntut ilmu harus didahulukan dibandingkan dengan yang lainnya. Perasaan malu harus disingkirkan demi mendapatkan ILMU PENGETAHUAN….
sertijab peng.HPMW
Untuk mendapatkan bekal ilmu kami harus bersusah payah dulu, untuk urusan kuliah harus nomor satu, kami saling bahu membahu, saling membantu sesama,,, karena uang yang dikirimkan oleh orang tua kami kadang ada kadang tidak,,,, lebih sering tidak nya sih… bagi kami orang wera untuk mendapatkal ilmu untuk bekal suatu kewajiban,,, orang tua kami selalu mendoktrin kami “nak’’,, kamu harus lebih baik dari kami”, “kamu harus mendapatkan ilmu yang banyak”, “carilah ilmu kemana pun tempatnya”,,, jadi doktrin ini terus melekat pada diri kami,,, kami menanamkan prinsip “ orang lain bisa kenapa kita tidak ”,,,
Allah SWT mencintai orang yang berlmu dan beramal saleh,,, tuntutlah ilmu samapi ke liang lahat,,,, Allah akan meninggikan derajat orang beriman dan berilmu beberapa derajat,,, ini juga menjadi cambuk bagi kami dalam menuntut ilmu,
power fc/futsal
Urusan minat dan bakat kami mahasiswa wera tidak kalah dengan mahasiswa lainnya, dibidang kesenian kami memiliki group kasidah, hadra, band, paduan suara, dibidang olah raga juga oke ada silat, sepak bola, bola voly. Bidang kesenian beberapa kali bendapat penghargaan baik dari wali kota Mataram maupun dari yang lainnya, untuk voly beberapa kali mendapat juara IMBI sport, GAKADA cup dll, sepak bola pernah menjuarai kejuaraan di kabupaten Lombok barat, futsal juga ngga mau kalah dalam berprestasi, 1 piala yang dipersembahkan oleh tiem ini
Memang tujuan utama kami sebagai mahasiswa adalah untuk menuntut ilmu untuk dapat dipetik hasilnya. Tapi,,, , tidak semua ilmu bisa kita dapatkan di bangku kuliah saja. Ada beberapa ilmu yang harus kita gali dan cari sendiri diluar kegiatan akademik, dari mulai mengasah softskill sampai dengan belajar untuk bermasyarakat yang lebih baik. Softskill sendiri dapat kita asah dengan melakukan beberapa kegiatan baik didalam lingkup Universitas, seperti mengikuti berbagai oraganisasi atau kepanitiaan, maupun diluar Universitas yang contohnya adalah seperti mencoba organisasi kemasarakatan, parpol , berwirausaha dll.
cari inspirasi
Kami dalam mencari yang diluar akademik, dengan bersusah payah mengikuti beberapa organisasi kemasyarakat, ada IMM, HMI, KAMMI, ada juga sih yang organsiasi kekirian (kata orang sihhhh), ada juga organsasi peguyuban. Organisasi peguyuban ini kami hampir semua ada disetiap komunitas desa, ada IRNAMA Nunggi, IRHAM Hidirasa, PERMATA Tawali, komunitas mahasiswa wora dll. 
pelantikan pengurus

Untuk HPMW Mataram menjadi perjuang tersendiri bagi kami mahasiswa wera dalam mewujudkannya,,,, beberapa bulan kami mahasiswa wera secara intens membicarakannya, beberapa kali terjadi kebuntuan yang membuat kami susah tidur (ncoki maru arie),  sekita tahun 1994/1995 terwujudlah organisasi yang kami impikan, untuk mengumpulkan mahasiswa pelajar wera dalam satu wadah, organisasi itu bernama HPMW (himpunan pelajar mahasiwa wera) Mataram   
    
lg dengari arahan
Diskusi di pantai kerandangan
 
Melakukan diskusi-diskusi kelompok, latihan debat antar teman merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan, kadang kami harus berjalan kaki ke tempat-tempat yang jauh demi untuk diskusi dengan kawan-kawan, tak jarang ketika pulang kami sangat kelelahan, kadang ke pantai kadang pula ke pegunungan, terobosan demi terobosan kami lakukan demi menempa mental, mengasah otak, kemampuan kami. (bersambung)
oleh hasbi assidiqi/2011












TENUN MBOJO




muna tembe

rimpu

Dana Mbojo merupakan suatu daerah akan kekayaan budaya dan ada istiadat. Di mana dulu orang Bima mengenal tenunan sejak berdirinya Negara Islam di Bima pada 15 Rabiul awal 1050 H.Merupakan awal pertama kali masyarakat mbojo mengenal pembuatan tenunan biasa mereka menyebut “tembe”.dimana tujuan utama pembuatan tembe tersebut sebagai pakaian yang menutup auratnya serta sebagai motivasi peradaban keagamaan mereka pada zaman dulu. dimana tembe ini dikenal beberapa jenis yaitu tembe nggoli,tembe songke (sarung songket), tembe kafa naé,tembe meé (sarung hita).Tenunan ini merupakan salah satu hasil kerajinan khas daerah Mbojo Kabupaten Bima yang dikenal dibeberpa daerah.mengapa dikatakan tenunan tradisonal,karena pada setiap bahan pembuatan tersebut berasal dari ala-alat tradisional itu sendiri.salah satuh contoh alatnya itu seperti tampe, tandi,kuú,poro,cau, lihu,lira lili, dan lain-lain. pekerjaan tenunan ini dilakukan oleh kaum perempuan,remaja, dan ibu-ibu yang berada di daerah kabupaten bima, hampir disuluruh kecamatan di Kabupaten Bima kaum perempuan ,remaja dan ibu-ibu membuat kerjinan tenunan tembe khususya, didaerah kecamatan sape yang dikenal banyak warga pekerjaan tenunan, hampir disetiap rumah pekerjaaan tenunan itu memiliki beberapa unit peralatan tenun. selain diproduksi dikabupaten bima, tenunan ini dilakukan oleh setiap daerah yang ada di NTB, baik di Dompu,Sumbawa ,Lombok dan maupun provinsi lainya yang ada di Indonesia.         

Jenis dan fungsi tenunan Mbojo            

    Dimana jeniss dan fungsi tenunan Mbojo memilik banyak variasi ,dengan berbagai macam variasi dan corak motif tersendiri sangat digemari oleh masyarakat Bima . Tenunan Mbojo ini juga memiliki keistimewa tersendiri bagi masyarakat Mbojo. Jenis dan fungsi tenunan Mbojo dapat dibagi menjadi empat macam yaitu :
1. Tembe – Kain Sarung

Selasa, 12 Juli 2011

Makna ungkapan dibalik ucapan “Terima kasih” dalam bahasa Bima

oleh Udin Sape Bima pada 11 Juli 2011 jam 18:05
Sudah lama sebenenarnya saya memiliki rasa ingin tahu,apa sih sebenanrnya arti dari ucapan “Terima kasih“yang  sering dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari oleh dana Mbojo “Tanah Bima” (TB) selama ini. Menurut saya bahwa ucapan terima kasih ini bukanlah bahasa Bima,akan tetapi bahasa pemersatu atau bahasa universal yang berarti bahasa Indonesia.Tapi biasannya, ucapan terima kasih ini mereka mendapatkan sesuatu pembarian atau penghargaan terhadap orang lain.  Ini sepengetahuan saya tentang ucapan tersebut.      


Asal mula ditemukannya arti ucapan terima kasih dalam bahasa Bima 
Pada hari sabtu 9 Juli 2011 kemari,saya sempat berkomunikasih dengan Pak Rano M.Tahir lewat  via telophon. Pak Rano M.Tahir merupakan salah satu karyawan swasta yang berada di daerah Jakarta Barat (Jabar). Konon ternyata disitu Pak Rano M.Tahir memberikan sebuah pertanyaan terhadap saya,numun pertanyaan itu mengambil perhatian yang sangat bagus untuk diperbincangkan. Pertanyaan itu sesuai dengan apa yang saya ingin tahu selama bertahun-tahun. Pertanyaan itu berbunyi,  Udin, Ausi nggahi Mbojo terima kasih ? yang artinya “ Apa bahasa Bima terima kasih” saya pun langsung bingung mendengar pertanyaan tersebut. Mau jawab, tapi tidak tahu,,,hehe.....hingga pada akhirnya Pak  Rano Mtahir memberi tahukan jawaban. Ternyata artinya “Ncewi mbeim adem” . saya pun langsung terdiam. Pembicaraan kamipun semakin seruh.        

Setelah mendengar jawaban tadi,sayapun kembali bertanya kepada Pak  Rano M.Tahir. Siapakah yang pertama kali mengartikan ucapan “Terima kasih” tersebut ?,mendengar pertanyaan itu Pak Rano M.Tahir pun  menjelaskan semuanya. Dan inilah penjelasan dari Pak Rano M.Tahir : “ sebenarnya : yang pertama kali yang mengartikan ucapan terima kasih adalah Pak Ahmad Saiful yang berasal dari Kecamatan Wera. Saya  mengenal Pak Ahmad Saiful, dulu kami bertemu di PT Pangan Lestari di Daerah Jakarta Utara Pada tahun 2001.  Namun disisih lain Pak Ahmad Saiful mencertikan sedikit tentang perjalanannya dari Kecamatan Wera menuju ke Pulau Jawa sekitar 60 an yang lalu. Perjalan yang sangat jauh itu,ternyata Pak Ahmad Saiful menggunakan sebuah Perahu yang terbuat dari kayu cukup sederhana. Tujuan Pak Ahmad Saiful ke Pulau Jawa, hanya mencari Harta karung peninggaln Bung Karno. Saya pun sedikit tersenyum mendengar pembicaraan Pak Ahmad Saiful. Setelah selesai menceritakan riwayat perjalan tersebut Pak Ahmad Saiful sedikit  menanyakan kepada saya bahasa apa saja yang kamu bisa kuasai Mas Rano ? Saya pun menjawab,,,,” Tidak terlalu banyak Pak Saiful,cuman satu !! he he ( dengan wajah yang penuh dengan kesenyuman). Lalu Pak Ahmad Saiful kembali bertanya. Bahasa apa itu ???????? dan kedua kalinya saya menjawab bahasa Mbojo / bahasa Bima (BM/BD) ....he he ...Wajah Pak Ahmad Saiful pun sedikit murung mendengar jawaban saya.


Konon, tidak lama kemudian Pak Ahmad Saiful memberikan sebuah pertanyaan seperti apa yang saya sampaikan ke saudarah Udin yaitu arti ucapan “Terima kasih” dalam bahasa Bima. Dan saya menjawab ya terima kasih. Pak Saiful kembali menegaskan bahwa jawaban yang saya sampaikan salah. Jawaban yang betul “ Ncewi mbeim adem”. Dengan melanjutkan pembicaraan yang cukup tegas. Pak Ahmad Saiful kembali berkata,memang ucapan seperti ini tidak pernah kita dengarkan didalam kehidupan orang Mbojo. Kalaupun ada hanya pribadi sendiri. Tidak lebih dari itu. Yang sering dibicarakan adalah  ucapan “Terima kasih “.          

Pada paragraf ke-2,3, sudah terilihat jelas arti ucapan “Terima kasih “ dalam bahasa Bima yang selama ini jarang dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Disini penulis mencoba dan mengembangkan bahasa tersebut. Sehingga dou Mbojo / orang Bima tidak melalaikan  begitu saja. sebelum penulis melanjutkan pembahasan dibawahnya. Penulis mengahanturkan mohon maaf sedalam dalamnya jika ada kata yang kurang berkenang dihati Anda semua sebagai pembaca. Oke.          

” Teori pembahasan ucapan terima kasih “Ncewi mbeim adem"  dalam bahasa Bima

Dalam keterampilan berbicara.kita sering kali berkomunikasih dalam kehidupan sehari-hari biasanya oleh penggunaan bahasa tidak terlepas dari situasi bahasa. maksudnya disini menjelaskan bahwa perkataan yang kita ucapkan harus dapat menyampaikan gagasan yang kita ungkapkan,menurut Usman D.Ganggang yang dukutip didalam buku yang berjudul Pendidikan Bahasa Indonesia Tarigan pada tahun (1992 : 551). Dalam pengetahuan kebahasaan kita sering mendengar istilah mendengar dan menyimak. Maksudnya disini oleh Tarigan mendengar adalah merupakan proses kegitan menerima bunyi-bunyi yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebutulan saja. Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman,aperasiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasih, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasih yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran bahasa lisan. ( HG. Tarigan :28)   

Kemudian Tarigan menjelsakan bahwa didalam memahami penggunaan bahasa tidak terlepas dari pemakaian kata seperti : Idiom, Pribahasa, atau Majas. Kata lain dari idiom biasa disebut ungkapan. Menurut Harirmurti Kridalaksana (1980 ) yang dikutip Tarigan, menjelaskan bahwa :
1.      Idiom adalah konstruksi unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya kebersamaan lain.
2.      Idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota badanya.

Berbicara kata ungkapan (idiom) dalam bahasa Indonesia juga yang berarti sebuah perasaan yang dituangkan entah lewat lisan secara langsung ataupun melalui tulisan yang memiliki makna yang berbeda.Entah itu marah,sedih,bahagia,benci,semuanya terikat dalam sebuah kata yang disebut UNGKAPAN. Sementara makna HATI (kalbu) memiliki arti yang luas karena hati sangat berkaitan erat dengan cinta.hati akan bahagia jika dipenuhi cinta kasih.tapi,banyak cinta tanpa hati seolah tiada guna karena “CINTA ITU TERTANAM DIHATI”

Dalam berbicara Ungkapan ( idiom ) diatas terdapat juga didalam bahasa Bima, dimana ungkapan yang sejalan dengan hal tersebut,biasannya orang Bima mengungkapkan dengan kata “ Ncewi mbeim adem “ yang berarti “ Terima kasih ”. Namun ungkapan itu menujukan suatu kepedulian dan kebersamaan. Ungkapan “Ncewi mbeim adem” biasanya orang Bima, membicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contoh halnya seorang Ibu memberikan uang kepada anak kecil,dengan rasa senang hati anak itu mengucapkan kata “Ncewi mbeim adem”.

Konon,ungkapan “ Ncewi mbeim adem “,ternyata di berbagai daerah lain memiliki masing-masing bahasa tersendiri yang sopan dan halus. Seperti di daerah LOMBOK “Ncewi mbeim adem“ diartikan sebagai “ Matur tampiasih”,dan sedangkan Bahasa Jawa (JB) yang berarti “Matur suwun..”. Maupun didaerah lainya.

Kemudian,ungkapan “ Ncewi mbeim adem “, kalau kita mendengar,menyimak serta mencermati dengan baik,ungkapan hal semacam ini di Bima sangat akrab sekali dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari“ ntuwu de nuntu kai “.

Dengan demikian, uraian singkat diatas penulis bertujuan untuk memberikan pemahan dan arahan bagaimana kita berbicara bahasa Bima dengan baik dan benar.

  1. Mendefinisikan ucapan terima kasih “ Ncewi mbeim adem ”      
Ucapan terima kasih “Ncewi mbeim adem” dalam bahasa Bima,merupakah  salah satu pola struktur  bahasa yang sangat santun sehingga melahirkan rasa syukur atau membalas budi setelah menerima kebaikan. Dimana apresiasi bahasa “Ncewi Mbeim Adem”  sebagai tanda rasa syukur kita kepada yang maha kuasa yang menciptakan seluruh alam semesta yang telah memberikan rahmat,karunia dan kenikamatan kepada kita. Oleh karena itu berbicara “Ncewi mbeim adem” mencerminkan rasa kepudulian kita terhadap sesama dan dapat mewujudkan suatu pandangan hidup yang mampu memberikan kontrubsi dalam berkomunikasih atau guna menggambarkan kita menjadi seseorang yang bisa bertanggung jawab terhadap orang lain.  Ucapan terima kasih “Ncewi mbei adem” dapat melahirkan suatu hubungan sosial. sehingga melahrikan kekuatan yang sangat bathin. Baik didalam keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar.

  1. Makna ungkapan  dibalik ucapan terima kasih “Ncewi mbeim adem”         
    Dari hasil penelitian yang sangat sederhana,dimana makna dan arti dibalik ucapan terima kasih “Necwi mbeim adem” memiliki beberapa makna yang terkandung didalamnya. Adapun makna yang terkandung didalamnya itu :
    1. Ungkapan “Ncewi mbeim adem” bermakna : saling mengingatkan. Ketika kita ditugaskan oleh atasan untuk bekerja diluar daerah.tidak terlepas orang yang selalu ada disamping kita selalu mengingatkan untuk berhati-hati dan sukses selalu. Dan kita selalu menanggapinya dengan menggunakan ungkapan “Ncewi mbeim adem” atas doannya”. Atau ketika kita sedang membawa motor. dan orang dekat kita selalu menyampaikan jangan terlalu terburu-buru membawa motor,pelan-pelan saja, nanti bisa tabrakan dijalan. Dan kitapun tidak terlepas mengucapkan Ncewi mbeim adem. Dalam nggahi Mbojo : “ Ncewi mebeim adem, io mada ma rai kanari-nari pa,ngungku rongga aka ra lao kai”. Yang berarti “Iya saya jalan pelan-pelan saja,supaya sampai tempat tujuan.
    2. Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : Bersabar. Dalam menjalanin sebuah kehidupan berumah tangga,kita selalu mendapatkan musibah. Atau ketika dalam menjalankan sebuah perusahaan mengalami bangkrut yang sangat besar. Namun,orang dekat kita tidak terlepas dengan ungkapan  bersabarlah,setiap manusia ciptaan Allah pasti ada cobaannya. Dan insaAllah dibalik ini pasti ada hikmahnya. Dengan rasa syukur kita selalu menyampaikan “Ncewi mbeim adem”. Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,kana’e pa kelemboade mori dei dunia,wara to’’i pa ru’u ma taho ”. Yang berarti “ berbanyaklah bersabar hidup didunia, semoga ada hikmahnya.
    3. Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : hadiah atau pemberian. Seorang anak mengikuti pelombaan Mengarang nasional mendapatkan juara 1. Panitian memberikan sebuah penghargaan. Dengan rasa senang hati dia tidak lupa mengucapkan “Ncewi mbeim adem”.
       Nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,tanao ka poda ade wali “. “Belajar yang lebih giat lagi”.
    4. Ungkapan “Ncewi Mbeim Adem”,bermakna : mohon maaf. Didalam suatu pekerjaan perusahaan diperintahkan oleh atasan kita membuat sebuah laporan,namun terjadi kesalaha pahaman pada bagian lampiran suratnya,dan sering kali mengucapkan permohonan maaf sedalam - dalamnya.kata orang bijak. Selain itu tidak terlepas pula mengucapkan “Ncewi mbeim adem”. Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,labo mboto – mboto kangampu ta , mada wara satoí ncara tunti dei sura. “ Terima kasih dan banyak maaf, saya ada sedikit kesalahan menulis didalam surat”.
    5. Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : malu dan takut. Misalnya dalam kehidupan sehari-sahari. Tetangga sebelah rumah sering memberikan kita sambako. Dan kita merasa malu dan takut. Namun, orang itupun memberinya penuh dengan keikhlasan hatinya dan berkata jangan sungkan sungkan terimalah,kita harus saling membantu dan menolong sesama. Dan kita tidak lupa mengucapkan “Ncewi mbeim adem” atas pembriannya semoga amal ibadah diterima disisih Allah SWT.. Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem, bongi la mbei ta dei mada.” Yang berarti “ terima kasih banyak atas beras/sambako yang dikasih kepada saya”.
Diatas telah digambarkan beberapa makna dari ucapan terima kasih “Ncewi mbeim adem” yang memberikan suatu gambar bagaimana kita menghargai orang telah baik terhadap kita.

Berbicara makna ucapan terima kasih”Ncewi mbeim adem” dalam bahasa Bima sangatlah bagus untuk perkembangan bahasa,.baik dalam Bahasa Melayu (BM),Bahasa Daerah (BD), dan Bahasa Indonesia (BI). jadi, untuk orang Bima mulai mengangkat berbagai kata untuk mewujudkan dan mengembangkan bahwa kita mampun menjadikan salah instruksionalitas dalam berbahasa. Dan ini tugas kita bersama untuk mengembangkannya. Ayooooooo sahabat,,,maju trusssssss dan kejarrrr lah cita-cita muuuuuuuuuuuuu......

PENULIS : Udin Sape Bima ,12 Juli 2011...Bertempat Jln. Majapahit 62 Kekalek Pelor Mas 2 No. 29